Rabu, 10 Desember 2008

Pesan dari Jayapura

8 Desember siang

Ibu sibuk di dapur kecil kami. beberapa menit yang lalu, panitia membagi-bagikan daging qurban pada warga disekitar rumah kami. pun dengan rumah kami. Ibu sibuk menyiapkan bumbu-bumbu dapur untuk memasak daging. Ia tidak sendiri, dibantu mbak Yem. Mereka sibuk di dapur.
Bulan ini bukan bulan biasa bagi moslem. bukan bulan biasa bagi sebagian orang-orang. Dan bukan bulan biasa bagiku.

Siang itu ibu memasak. Suatu hal yang jarang ibu lakukan. Kami senang. Aku dan adik-adikku. Ini hari yang menyenangkan. Aku bercanda dengan mereka, lelaki-lelaki dalam hidupku...adik-adikku. Kami tertawa. Ibu ikut tertawa. Semua tertawa. Kami semua senang. Karna ini pun suatu hal yang jarang sekali kami lakukan. Kami saling bercerita, banyak cerita. Tapi, lagi-lagi, aku tidak bisa membunuh waktu. Waktu mengalahkan tawa kami. Aku pulang. Diantar ibu. Hanya berdua. Kami banyak diam, tidak seperti biasanya. Ibu hanya memberitahuku, malam ini dia akan terbang,menuju Jayapura. Ini hal yang biasa...sebenarnya. Tapi, hari itu tidak biasa. Aku ingin menyuruhnya untuk tidak pergi. Aku ingin dia tetap di rumah. Di rumah kami. Bersama adik-adik. Itu saja. Biar masih terasa senang. Biar masih terasa tawa siang tadi. Terus menerus. Melulu.
Aku berlari mengejar bis. Melompat masuk ke dalam bis yang sedang melaju pelan. Kulihat wanita itu memandang ke arah bis yang kutumpangi. Tersenyum, lalu melambai ke arahku. Ah, aku terlalu terburu-buru. Tidak sempat mencium tangannya. Mengucapkan hati-hati untuk perjalanannya nanti malam. Lalu, wanita cantik berkerudung hijau itu pun sudah tak tampak lagi, bis terus melaju. Tak peduli.

9 Desember Pagi

Sebuah pesan masuk.
Ib sdh sampai di jayapura. Di sini sdh jam 7 kurang. Km ud bangun? kuliah.

Dari : _Ibu
05:46 09/12/08

Pesan dikirim
Iya..baru bangun. Aku kuliah hari ini.Aku titip noken, ya klo sempet cari. tks.

Pagi itu, kubayangkan dirinya lagi. Bayangan ketika ia terakhir melambai ke arahku. Wanita cantik berkerudung hijau. Dan Bis yang terus melaju tidak peduli.

Jatinangor, 9 Desember malam.

Sebuah pesan masuk:

Selamat ulang Tahun. Mudah-mudahan jadi anak shalihah. Di jayapura sekarang sdh tgl 10 Des.
Dari : _Ibu
22:45 09/12/08

Tak kubalas. Lalu, aku teringat pada dirinya. Wanita berkerudung hijau. Lambaian terakhirnya sore itu. Dan bis yang terus melaju. Tak Peduli. Ah, andai sempat kucium tangannya...Andai waktu dapat terbunuh oleh kami. Pesan dari Jayapura melalui alat komunikasi bernama handphone saja yang meramaikan hari ini. Sedikit meramaikan hati.
sedikit mengingatkanku pada wanita cantik yang melahirkanku...

Akan kukatakan tiap tahunnya, tiap bulannya, tiap harinya...
" Terimakasih ibu...sudah memperkenalkanku pada dunia dan dirimu juga hidupku yang melulu membutuhkanmu..."

SEND...
_Ibu
10/12/08

2 komentar:

Mas Hery mengatakan...

met ultah ya!
makan2!

Arie Geoblogger mengatakan...

Wow... tulisannya bagus dan mengena.